Sabtu, 16 Juni 2012

Murtad Pembagian dan hukumnya

Pengertian:
Murtad atau riddah secara bahasa artinya kembali. 
Murtad secara istilah menurut ahli fiqih adalah kufur setelah islam. Jadi dikatakan murtad jika seseorang keluar dari agama islam.
Macam-macamnya: murtad dapat dikatakan murtad jika melakukan salah satu hal-hal yang merusak islam. Adapun hal-hal yang merusak islam sangat banyak. Hal-ha lyang dapat merusak islam dapat digolongkan menjadi 4 macam:
1.       Riddah dengan ucapan
Seperti mencaci maki Allah atau Rosullallah atau malaikat, atau salah seorang Rosul atau mengaku mempunyai ilmu ghoib, atau mengaku sebagai nabi atau membenarka seseorang menjadi nabi.  Berdoa selain kepada Allah atau memohon pertolongan kepada selain Allah.
2.       Riddah dengan perbuatan
Sujud kepada patung-patung, pohon, batu, kuburan, dan menyembelih hewan untuk sesembahan-sesembahan itu. Melempar Al qur’an ke tempat-tempat yang kotor dan melakukan sihir serta mempelajarinya dan mengejarinya dan menetapkan hokum yang Allah tidak menurunkannyadengan keyakinan kehalalannya.
3.       Riddah dengan keyakinan
Seperti keyakinan bahwa Allah memiliki sekutu. Contohnya Isa anak laki-laki Allah. Selain itu, keyakinan bahwa zina dan khamr itu halal atau roti itu haram. Atau mengatakan sholat itu tidak wajib, atau mengharamkan sesuatu yang telah disepakati kehalalannya atau sebaliknya.
4.       Riddah dengan keragu-raguan terhadap apa-apa yang ada terdahulu
Seperti ragu-ragu terhadap haramnya syirik atau keharaman zina atau meragu-ragukan kehalalan roti. Ragu-ragu terhadap risalah Nabi atau meragu-ragukan risalah nabi-nabi lain atau meragukan kebenaran agama islam atau berpendapat bahwa agama islam tidak sesuai dengan zaman ini.
Konsekuensi murtad
1.       Orang yang murtad harus bertobat, jika ia bertobat dan kembali kepada islam dalam waktu 3 hari maka ia dibiarkan.
2.       Bila ia membangkang dalam hal bertobat maka ia wajib dibunuh. Rasulalloh bersabda, “ Barang siapa yang mengganti agamanya maka bunuhlah ia”. 
3.       Seseorang yang murtad dilarang untuk menggunakan hartanya jika ia bertobat maka harta itu menjadi miliknya. Jika ia tidak mau bertobat maka harta itu menjadi harta rampasan atau kas Negara ketika ia telah dibunuh atau mati dalam keadaan murtad.
Ada yang mengatakan harta itu digunakan untuk kepentingan umatnsejak seseorang itu murtad.
4.       Terputus hubungan pewarisan. Jadi jika seseorang murtad maka dia tidak akan mendapat warisan dan tidak dapat mewarisi.
5.       Bila ia mati/dibunuh atas kemurtadannya maka jasadnya tidak boleh dimandikan, disholatkan dan tidak boleh dikubur dikuburan yang sama degan orang islam, harus dikubur dikuburan orang-orang kafir.

Senin, 04 Juni 2012

Kematian, Memang Tak Terduga


Kematian memang benar tidak ada yang dapat memprediksi. Siapa pun itu, kecuali ALLAH Yang Maha Atas Segala Sesuatu. Hanya Dia yang tahu kapan kita harus kembali padaNYA. Karena dia yang telah menciptakan kita dengan “Kun fayakun”. “Kun fayakun” kita terbentuk, kita tercipta lengkap dengan segala aksesorisnya. Ada tangan, kaki, mulut, mata, hidung, dan aksesoris lain yang menjadikan kita dinobatkan sebagai bentuk yang sebaik-baiknya. Allah sendiri yang menobatkan. 
Allah menciptakan kita. Kemudian Dia juga yang akan mengambil kita. Hukumnya siapa yang menanam maka dia yang akan memetik. Tapi terkesan kalau kita dibuat mainan olehNya. Hushshsh ! jangan pernah berpikiran yang dangkal seperti itu….cobalah resapi firman Allah berikut, “Dan Aku tidak menciptakan manusia kecuali supaya mereka menyembah-Ku.”
Allah yang telah menciptakan kita dengan tujuan menjadi pemimpin dan untuk beribadah kepada-Nya. Tidak semata-mata diciptakan lalu dihilangkan, tapi kita diberi kesempatan untuk menikmati apa yang Dia berikan kepada kita. Kesempatan menikmati, melaksanakan, dan mempertanggungjawabkan yang telah kita lakukan.
Sebagai manusia yang baik sudah kewajiban kita bersyukur atas diciptakannya kita didunia ini. Biarpun nantinya kita akan mati dan pasti itu terjadi, kita harus tetap bersyukur pada-Nya.  Biarpun kita tau pasti kita akan hilang didunia tapi tidak di akhirat. Catat dengan baik bahwa kita mati hanya di dunia, di akhirat kita akan hidup sepanjang masa. Hidup penuh dengan kesenangan kalau kita berlaku baik di dunia hingga Allah akan cinta dengan kita.  Jadilah manusia yang baik dan taat maka yang menciptakan kita pun akan cinta dengan kita.
Begitu bahagianya kita jika kita diciptakan dengan kasih sayangNya. Hidup penuh dengan cintaNya. Berjuang dengan kekuatan cintaNya. Berjuang karena CintaNya. Mati pun karena kita cinta pada-Nya. Subhanallah….

Minggu, 03 Juni 2012

Ukhuwah yang Bersifat Rutinitas dan Formalitas


Da’wah  tidak terlepas dari ukhuwah. Karena ukhuwaklah yang menyatukan kita, membuat kita semakin semangat dalam menegakkan dien ini.  Ukhuwah yang erat dan dekat akan menjadi penyemangat dalam da’wah dan menjadi kontrol dalam  perilaku. Namun, sekarang ini muncul fenomena yakni ukhuwah islamiah yang yang bersifat formal dan semu. Hubungan itu kering dari aspek ruhani. Seperti hubungan antara atasan dengan bawahan yang diatur oleh aturan-aturan organisasi. Itulah yang menjadi pengikat mereka.
Ada beberapa indikasi ukhuwah yang bersifat formalitas
1.    Tidak adanya rasa saling mencintai dengans esama anggota jamaah.
2.    Tidak ada suasana ssaling menanyakan keadaan masing-masing disaat sempit.
3.    Tidak menjenguk disaat yang lain sakit atau tidak ikut berbelasungkawa ketika ada salah satu kerabatnya yang meninggal.
4.    Hilang suasana saling menyambut dengan baik saat bertemu.
5.    Tidak saling kontak, baik via telepon atau dengan saling mengunjungi ketika tempat aktivitas mereka berjauhan
6.    Menghindar untuk memberi bantuan.

Latar belakang timbulnya fenomena ini diantaranya:
1.    Minimnya program-program keimanan dalam manhaj jamaah.
2.    Minimnya SDM yang memiliki kualitas keteladanan.
3.    Lemahnya penekanan aspek ukhuwah dalam manhaj.
4.    Masukknya banyak unsuryang  lemah dalam jamaah.
5.    Kurangnya pengetahuan ihwal pentingnya kewajiban berukhuwah.
6.    Minimnya pertemuan-pertemuan yang bersifat keimanan dan ukhuwah diluar garis kerja jamaah.
7.    Tidak melaksanakan kewajiban ukhuwah secara baik.
8.    Ada perbedaan tujuan dan motivasi dalam bergerak di arena da’wah dan perbedaan visi misi dalam amalan da’wah
Solusi yang dapat dilakukan adalah
1.    Menambah frekuansi partisipasi antaranggotamjamaah dalam beramal jama’I dan memberi kesempatan lebih banyak kepada mereka untuk saling mengenal dan mempengaruhi.
2.    Menekankah aspek ukhuwah dan perhatian serius sebelum pelaksanana kerja.
3.    Menanamkan aspek ukhuwah dalam manhaj amal.
4.    Menerjemahkan nilai-nilai teoritis ukhuwah ke dalam amalan nyata.
5.    Memilih seorang penanggung jawab yang layak dan mampu, tugasnya adalah untuk memadukan unsur yang menyebarkan unsur cinta diantara mereka.
6.    Saling memberi hadiah diantara sesame anggota untuk memperkuat tali ukhuwah mereka.
7.    Menyelenggarakan pelatihan atau kursus dalam hal “seni bergaul”.
8.    Menjadikan dauroh diatas sebagai manhaj bagi gerakan da’wah.
Sumber: Problem dan Solusi Kaderisasi – Abdul Hamid Al-Bilali

Jumat, 01 Juni 2012

ABG Muslim……sip dah….

Wajah Dea terpaku menatap dan menghayati setiap gerak garik yang terjadi di kotak kecil bersuara yang sering disebut televise itu. Setiap scene dalam televise itu dia pahami dengan seksama hingga dia hapal setiap nama pemainnya . Kadang bicara sendiri sebagai protes tidak terima dengan alur ceritanya. Sangat tertarik dengan ceritanya hingga berimbas pada penampilannya, gaya pakaiannya, gaya bicaranya. Itulah Dea yang sedang terkena Sindrome Korea.
                Bagaimana dengan kalian? Apakah kalian juga sama seperti Dea? Apakah kalian juga mengagumi mereka?  Apakah kalian juga berusaha mirip dan meniru setiap gaya dan perilaku mereka? Berusaha memutihkan wajah hingga memakai pemutih wajah berbotol-botol? Meniru rambut mereka yang kemerahmerahan dengan pewarna? Betapa mudahnya kita memilih idola yang akan menjadi panutan kita. Coba deh kalian bercermin…. Pantaskah rambut kita bergaya seperti artis-artis itu? Apakah kita cocok memakai pakaian mereka? Pantaskah kita mengimut-imutkan wajah kita? Kalau imut mah ya imut aja……Banggakah kita seperti itu?
                Ayolah kawan….memang inilah yang telah diberikan Allah kepada kita. Kulit yang sawo matang, rambut yang hitam legam, pakaian yang menutup karena musim kita berbeda dengan mereka, wajah yang melayu. Harusnya kita bangga dengan identitas itu, dengan islam yang Allah berikan sebagai rahmatanlil’alaim. Bangga dengan Indonesia dan islam. Jadilah jati dirimu sendiri. Boleh-boleh saja melihat keberagaman lain tapi kalau negative dan punya kita lebih baik kenapa harus meniru mereka? Mereka belum tentu lebih baik dari kita, tapi kenapa kita yang meniru mereka?
                Harusnya kita bangga jika kita dikenal sebagai remaja muslim. Remaja muslim yang memegang teguh syari’at islam dan  jujur. Meniru para sahabat Rasul. Mengamalkan Al Quur’an dan Sunnah. Bukankah seperti itu  lebih membanggakan daripada meniru-niru yang tidak jelas?
Jangan sia-siakan masa remajamu dengan hal-hal yang membuatku menyesal di kemudian hari. Jadilah dirimu sendiri dengan mengeluarkan segala potensimu. Jangan ikut-ikutan arus ini, karena tidak akan pernah selesai untuk kita ikuti. Kadang bersikap beda dengan yang lain itu lebih menyenangkan, dengan catatan berbeda dalam kebaikan. Ayo persiapkan masa depanmu dengan langkah-langkahmu dimasa sekarang.