Sabtu, 18 Agustus 2012

Inilah Indonesiaku dengan Nuansa Dangdutnya

Dangdut sendiri merupakan musik khas dari Indonesia. Benar-benar asli Indonesia.  Yakni percampuran antara melayu dengan pop kurasa. Seperti yang kalian lihat bahwa dari dulu music jenis ini menjadi favorit diseluruh pelosok nusantara. . Dangdut yang telah mendarah daging disetiap generasi. Tak penting itu tua, muda,  anak-anak semua menyukainya. Semua tak bisa lepas dari dangdut. Hingga jiwa generasi menjadi jiwa dangdut.
Menelisik dari sejarahnya dangdut mulai muncul sejak tahun1940an, merupakan dangdut yang benar-benar asli dangdut yang berasal dari music melayu dengan unsur cengkok penyanyi. Tahun berikutnya yakni 1960an music melayu mulai dipengaruhi oleh keroncong, gambus dan lain-lain. Nama dangdut sendiri berasal dari suara tabuhan yang biasanya digunakan dalam music ini yakni gendang. Gendang yang hanya menyuarakan suaranya yakni Dang dan Dut maka jadilah music dangdut. Tidak jelas siapa yang pertama kali memberi nama pada music jenis ini. Tahun berikutnya yakni 1970an menjadi tahun emas bagi music dangdut. Banyak penyanyi yang mulai terkenal dan muncul karena dangdut ini. Dangdut mulai digemari diberbagai kalangan dimulai pada tahun ini.
Aliran Musik Dangdut yang merupakan seni kontemporer terus berkembang dan berkembang, pada awal mulanya Irama Dangdut Identik dengan Seni Musik kalangan Kelas Bawah dan memang aliran seni Musik Dangdut ini merupakan cerminan dari aspirasi dari kalangan masyarakat kelas bawah yang mempunyai ciri khas kelugasan dan kesederhaannya. Sifat kesederhanaan dan kelugasan inilah yang menjadi daya tarik bagi music ini sehingga pemimpin-pemimpin bangsa yang menginginkan menjadi penguasa di negeri ini dipaksa untuk menyukainya. Hal ini terlihat disetiap kampanye yang diadakan tidak lepas dari dangdut, sayangnya dangdut yang disuguhkan untuk kampanye mereka jauh dari dangdut yang sebenarnya. Ya, jauh dari essensi dangdut itu sendiri yang menjadi aspirasi masyarakat kelas bawah. Dangdut yang diusung cenderung dangdut erotis lengkap dengan biduan dan music yang menghentak-hentak.
Sesuai dengan perkembangan zaman yang makin edan maka dangdut pun ikut-ikutan menjadi edan sisan. Jiwa generasi yang telah mendangdut ikut-ikutan edan sekalian. Dangdut jaman sekarang yang penuh dengan hal-hal seronok, erotis, music tidak karuan menjadi cerminan kehidupan generasi kita saat ini. Sebagai seorang muslim membiarkan saudara perempuannya menari dan bernyanyi berlenggak-lenggok di panggung sungguh menyesakkan. Sangat miris ketika malah orang-orang yang suka dangdut dengan penuh erotis tersebut berasal dari muslim sendiri. Hhmmmttt….perlu ada pembenahan generasi disini.
Seperti itulah dangdut sekarang ini. Entah siapa yang pertama kali mencederai citra dangdut yang kalem penuh kesederhanaan menjadi dangdut penuh hal-hal seronok. Ketika mendengar kata dangdut maka yang terlintas yang pertama adalah goyangan. Ya goyangan yang seronok. Ada goyang ngebor, goyang gergaji, goyang patah-patah, goyang esek-esek. Sudah tahu itu goyang esek-esek tapi kenapa masih saja dinikmati??? Kemungkinan besar masih banyak lagi jenis goyangan yang akan muncul dengan hal-hal yang seronok pula didalamnya.
Inilah Indonesia dengan nuansa dangdut seronoknya. Generasi yang telah mendarah daging dengan dangdut jangan sampai ikut-ikutan seronok pula. Pemahaman agama yang mendasar perlu diterpakan didalam jiwa generasi kita sekarang ini. Karena perkembangan dangdut tidak dapat dihentikan begitu saja. Harus dari sudut pandang lain jika ingin memperbaiki jiwa generasi dangdut seronok.

Untuk Akhwat

Banyak kejadian yang rawan sekali terjadi saat seorang akhwat sendirian naik bis. Ketika duduk, ketika mau turun, apalagi kalau saat tempat duduk sudah penuh. Semua itu harus ditemani minimal seorang mahrom.
Setiap orang memang berbeda-beda pemikirannya. Ada yang pengen sendirian ada pula yang pengen rame, tapi khusus untuk akhwat memilih pulang bersama teman itu  lebih aman. Kenapa? yang pertama, tempat duduk yang tak selebar tempat duduk di rumah, yang musti berbagi dengan teman sebelah, yang memaksa diri untuk berdampingan dengan teman sebelah. Kadang-kadang juga harus saling mepet kalau di bis ekonomi. Tahu sendiri keadaan bis ekonomi yang semrawut, full dengan celoteh anak-anak sampai orang tua. Full penumpang yang saling berdempetan. Ya kalau teman sebelah seorang perempuan, kalau seorang laki-laki? Hhmmm….saling berdempetan menjadi hal yang tak bisa dihindari. Lalu bagaimana menghindarinya? Saran pertama jangan duduk sendirian, carilah tempat duduk yang ada perempuannya. Kedua jika memang duduk sendirian maka ketika ada penumpang laki-laki yang naik berpura-puralah memenuhi tempat duduk, ya meskipun cara ini sedikit tidak baik tapi demi menjamin keamanan akhwat kenapa tidak, toh masih ada tempat duduk lain yang bida diduduki olehnya. Jika datang penumpang perempuan maka segeralah mempersilahkan duduk disamping kita.
Yang kedua, saat turun dari bis. Sering kali kondektur menolong penumpang yang ingin turun dengan memegangi tangan sang penumpang. Memang itu terlihat baik karena saling tolong menolong, tapi harap digaris bawahi bahwa itu bukan mahrom kita. Namun terkadang ada juga kondektur yang paham bahwa tidak boleh memegang tapi banyak pula yang memegang lengan penumpang saat turun. Hal yang mungkin dapat dilakukan beri tahu kondektur untuk tidak perlu memegangi lengan atau yang lain karena kita bisa melakukannya dengan baik. 
Percayalah bahwa ketika bersama itu lebih baik daripada sendirian. kemungkinan terjadi kecolongan kejadian seperti hal diatas dapat diminimalisasi. sehingga kita dapat lebih aman dan nyaman ketika bepergian.
selamat menjaga apa yang perlu dijaga...^^